Salah satu perkara pada pertanaman jagung ialah hambatan hama serta penyakit. Sepanjang ini terselip sebagian tipe hama serangga salah satunya yakni ulat grayak. Jenis- jenis hama serta penyakit tersebut bisa menimbulkan kehancuran yang agak berarti pada tumbuhan jagung, apalagi gagal panen.

Biasanya setiap hama serangga memiliki inang pada stadia tertentu, terselip spesies yang cuma menyerang pada satu fase perkembangan saja, tapi terdapat jua yang melanda nyaris setiap fase pertumbuhan.

Imago meletakkan kelompok telur yang ditutupi dengan bulu- bulu berupa coklat muda pada daun. Seekor betina Spodoptera sp sanggup meletakkan telur hingga 1500 butir. Setiap kelompok telur terselip 50- 400 butir, Stadium telur berlangsung 3- 5 hari( Kalshoven, 1981). Keterampilan meletakkan telur meninggi dengan terdapatnya kanibalisme di antara larva betina.

Kanibalisme ini ialah kornpensasi dari miskinnya mutu makanan serta merupakan sebab yang bernilai dalam dinamika populasi.

Larva muda buat sementara tinggal pada temp at peletakan telur serta menyerang sccara berkelompok. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah serta aktif melanda pada malam hari, kecuali S. exempta yang pula aktif pada siang hari.

Pola warna larva berbeda bergantung pada perilakunya. Pada kondisi berdesakan ialah fase gregarious, larva bercorak gelap serta berprilaku aktif, tengah pada fase solitary, larva bercorak lebih terang serta berperilaku pasif. Larva bisa meraih panjang 4- 4, 5 em dengan stadium larva 13- 18 hari.

Pupa tercipta dalam tanah dengan panjang stadium dekat 9 hari. Perkembangan dari telur sampai berusia padaSpodoptera sp berkisar antara 29- 31 hari. Serangga berusia hidupnya pendek, tetapi bisa kawin sebagian kali dan meletakkan telur sepanjang 2- 6 hari.

Peledakan populasi ulat grayak bisa berlangsung secara seketika dan jua cepat lenyap. Peledakan populasi hama tersebut disebabkan terdapatnya transformasi hawa, lebih- lebih periode kering yang diiringi curah hujan dan kelembaban yang besar diiringi dengan santapan yang melimpah. Seringkali ledakan populasi didahului oleh keadaan yang kurang menguntungkan buat pertumbuhan parasitoid dan predator.

Terdapat sebagian spesies dari genus Spodoptera yang menghancurkan antara lain S. mauritia, S. exempta serta S. litura. Kategori ulat grayak yang kerap menyerang serta memunculkan kerusakan pada tanamanjagung di wilayah pasang surut pada rata- rata dari genus S. litura.

Hama ini merupakan hama yang polifag bisa melanda tanaman padi, jagung, sorgum serta kacang- kacangan. Daun tanaman bisa dimakan habis hingga hanya tersisa tulang daunnya.

Menangani Permasalahan Hama Ulat Grayak

Buat menangani serta mengatur hama ulat grayak yang menyerang, bisa dilakukan dengan 2 prosedur berikut. Cara ini menjadi salah satu Teknik Pengendalian Ulat Grayak Pada Jagung yang sudah terbukti.

• Musuh alami: Sebagian kategori musuh alami ulat grayak ditemui di lahan pasang surut. Guna: tipe parasitoid antara lain Apenteles sp., Telenomus rowani, T. schoenobii, Trichogramma sp. serta sekian banyak tipe tabuhan. Guna. tipe predator dominan antara lainjenis laba- laba, kumbang karabit sertajenis kepik pemangsa ulat.
• Pemanfaatan Insektisida: Dari efikasi sekian banyak tipe insektisida ulat grayak sudah didapatkan 6 kategori insektisida yang layak efisien dalam memencet gempuran hama ulat grayak pada pertanaman jagung ialah karbofuran, sipermetrin, karbosulfan, deltametrin, monokrotofos serta diklorvos. Intensitas kehancuran oleh ulat grayak bisa ditekan hingga antara 2, 5- 6, 5%.

Alternatif pengendalian bisa dicoba dengan pemanfaatan varietas tahan guna hama lalat bibit serta penggerak batang. Pengendalian bisa jua dicoba dengan pengaturan waktu tanam, kultur teknis pemanfaatan musuh natural hama serta pemakaian insektisida sebagai alternatif terakhir.

Buat data seputar Obat Fumigasi buat komoditas pangan ataupun pakan ternak, Kamu bisa menghubungi di kontak WhatsApp 085313200188.