Alat pendeteksi pestisida cukup penting dalam dunia pertanian. Penggunaan pestisida untuk menjaga tanaman dari hama dan gulma ternyata tidak sepenuhnya aman. Meskipun hasil tanaman terlihat bagus dan segar tapi bukan jaminan bahwa sayur dan buah terbebas dari residu pestisida. Dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai alat deteksi pestisida yang bisa digunakan para petani sebelum mendistribusikan hasil panennya.
Alat Pendeteksi Pestisida dan Kegunaannya
Alat pendeteksi pesitisida merupakan langkah penting yang dapat dilakukan para petani untuk mengetahui berapa jumlah residu yang terkandung dalam hasil panen sebelum dilakukan distribusi. Hal ini dilakukan agar hasil panen yang dipasarkan nantinya benar-benar aman dan tidak mengandung senyawa berbahaya di dalamnya.
Butuh bantuan Jasa Fumigasi? Hubungi kami melalui kontak Whatsapp yang tersedia untuk layanan fumigasi, sertifikat fumigasi, pest control maupun untuk produk insektisida terbaik kami.
Perlu diketahui untuk melakukan analisis residu pestisida pada hasil panen adalah hal yang tidak mudah. Dalam prosesnya memerlukan teknik yang cukup rumit dan terbilang mahal. Selain itu preparasi sampel seperti ekstraksi juga memerlukan waktu dan juga biaya lagi. Hal inilah yang membuat banyak produsen menjadi enggan untuk melakukan pengecekan residu.
Beberapa tahun lalu, pengecekan residu pestisida hanya bisa dilakukan dengan cara metode kromatografi. Metode ini cukup rumit untuk dilakukan oleh orang biasa, sehingga perlu analis terlatih agar dapat melakuakan pengecekan residu. Selain itu bahan-bahan aktif yang diperlukan seperti aseton, heksan dan methanol juga memerlukan biaya yang cukup besar.
Tidak hanya sampai disitu saja, penggunaan bahan-bahan kimia untuk penelitian juga tidak bisa dibuang sembarangan. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan tanah dan juga lingkungan disekitar area pembuangan limbah.
Pada tahun 2012, Asep Nugraha Ardiwinata mengembangkan suatu alat yang disebut dengan PURP (Perangkat Uji Residu Pestisida). Alat ini diciptakan untuk mempermudah para produsen mengecek kandungan residu pestisida dalam sampel hasil panen mereka. Alat ini mampu menganalis kandunga-kandungan residu seperti organochlorine, organophosphate dalam sampel tanah, air, maupun hasil panen.
Cara Kerja PURP
Perangkat Uji Residu Pestisida ini diklaim cukup praktis dalam menggunakannya. Tidak perlu memerlukan bahan-bahan kimia sebagai campuran untuk mengetahui kandungan di dalamnya. Penggunaannya pun cukup gampang, karena penciptanya hanya menyediakan dua tombol saja yakni nyala dan mati.
Berikut adalah pembahasan mengenai bagaimana cara penggunaan PURP untuk menguji kandungan pestisida dalam tanaman.
1. Preparasi sampel
Preparasi sampel menggunakan alat PURP ini tidaklah sulit. Tidak perlu menggunakan alat yang bermacam-macam untuk mengekstrak sampel. Hal yang diperlukan adalah cukup menjaga sampel agar tidak sampai terkena kontaminasi lain dengan cara memasukkannya ke dalam plastic steril ataupun wadah steril lainnya.
Setelah didapatkan sampel yang cukup, haluskan sampel sebanyak 25gram lalu campur dengan air sebanyak 100ml. Kocok secara manual sampel selama 1-2 menit.
2. Pengujian
Untuk sampel seperti sayuran maupun buah, sebelum dilakukan pengujian sebaiknya dihaluskan terlebih dahulu. Sedangkan untuk sampel berupa air pertanian, bisa langsung dilakukan pengujian dengan alat PURP.
Sampel yang sudah diekstrak atau dicampur dengan air, kemudian dimasukkan kedalam tabung uji. Selanjutnya masukkan ke dalam PURP lalu tekan tombol nyala pada alat. Tunggu selama 1 menit maka alat PURP akan memunculkan hasil residu apa saja yang terkandung dalam sampel. Jika sudah selesai maka matikan alat dan selanjutnya membersihkan alat-alat agar tetap steril.
Hasil uji residu pestisida kemudian dicatat lalu diidentifikasi. Untuk sampel yang memiliki hasil tidak sesuai atau melebihi anjuran MRL, maka dapat dipastikan bahwa sampel telah tercemar residu yang cukup besar dan tidak layak konsumsi.
Sampai disini dahulu pembahasan mengenai alat deteksi residu pestisida. Adanya PURP ini juga merupakan salah satu terobosan untuk menjaga keamanan bahan pangan untuk konsumen. Tidak ada salahnya apabila kita sebagai konsumen juga lebih teliti dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi. Sampai jumpa.