Kutu hijau merupakan salah satu hama penting pada pertanaman kopi di Indonesia. Serangan kutu hijau pada tanaman muda akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan tanaman menjadi kerdil sedangkan pada tanaman produktif serangan hama ini akan menurunkan produksi.
Hal ini disebabkan karena kutu menghisap cairan pada bagian-bagian tanaman muda seperti daun, tunas, tangkai bunga, dompolan muda dan ujung dahan. Warna hijau dari bagian tanaman yang dihisap akan berubah menjadi kuning. Daun yang terserang berat akan mengering dan gugur.
Baca Juga : Tips Mudah Atasi Kutu Pada Tepung Terigu
Butuh bantuan Jasa Fumigasi? Hubungi kami melalui kontak Whatsapp yang tersedia untuk layanan fumigasi, sertifikat fumigasi, pest control maupun untuk produk insektisida terbaik kami.
Kutu hijau telah tersebar pada hampir seluruh pertanaman kopi di Indonesia, dengan luas dan intensitas serangan yang berbeda-beda. Cuaca kering disukai kutu hijau. Karena itu populasi akan mencapai puncaknya pada akhir musim kering.
Serangan berat yang terjadi pada saat buah masih muda dapat menyebabkan buah tidak bisa berkembang bahkan akhirnya gugur.
Penyebaran kutu hijau biasanya dibantu oleh semut yang terlihat sepintas tidak membahayakan tanaman, padahal semut merupakan perantara yang baik bagi beberapa jenis hama.
Baca Juga : Jenis – Jenis Fumigan dan Sifat Kimianya
Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama kutu hijau, di antaranya pengendalian secara kultur teknis, hayati, dan kimiawi.
- Pengendalian secara kultur teknis
Pengendalian kutu dilakukan dengan cara pemangkasan dan pemberian pupuk yang berimbang agar pertumbuhan tanaman lebih teratur. Pohon-pohon pelindung yang berada di dekat tanaman kopi juga dirawat sedemikian rupa agar tidak menjadi penyebab kutu berkembang biak.
- Pengendalian secara hayati
Pengendalian kutu dilakukan dengan menggunakan musuh alami, yaitu Occus janthinus dan Chilocorus melanopthalmus. Selain itu, menggunakan beberapa jenis jamur pathogen seperti Cephalosporium lecanii, Hypocrela javanica, H. reineckliana, dan Fusarium spp.
- Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian dapat dilakukan secara tidak langsung ataupun langsung. Pengendalian secara langsung menggunakan insektisida formation (Anthio 330 EC) dan mediation (Supracide 40 EC) dengan konsentrasi formula sekitar 0,2 persen.
Pengendalian secara tidak langung dilakukan dengan mengendalikan semut. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan penghalangan berupa insektisida butiran, membuat perangkap berupa lubang yang diisi oleh serasah daun kering, atau menggunakan insektisida yang disemprotkan.