Fumigan merupakan pestisida yang dapat dengan mudah menguap. Biasanya pestisida ini dipakai untuk membasmi jasad yang hidup. Fumigan dikaitkan dengan sebuah zat cair yang mudah menguap menjadi gas saat berada di bawah tekanan tinggi. Zat yang sudah berbentuk gas ini bisa membunuh hama atau serangga dalam waktu yang cepat saat digunakan dalam proses fumigasi.
Pemanfaatan fumigan secara konvensional sangat mudah dilihat pada hal-hal yang berhubungan dengan pertanian. Namun kini, pemanfaatannya sudah semakin luas. Zat ini bisa digunakan di apartemen, gudang penyimpanan, dan struktur bangunan lainnya.
Baca Juga : 3 Cara Efektif Kendalikan Hama Gudang Pakan Ternak
Butuh bantuan Jasa Fumigasi? Hubungi kami melalui kontak Whatsapp yang tersedia untuk layanan fumigasi, sertifikat fumigasi, pest control maupun untuk produk insektisida terbaik kami.
Umumnya, zat yang digunakan sebagai fumigan adalah biosida, yakni senyawa kimia yang mampu melukai atau bahkan membunuh organisme pengganggu yang bersentuhan dengannya.
Contohnya ialah iodoform, sulfuryl fluoride, methyl bromide, chloropicrin, formaldehida, fosfin, dll. Dari berbagai pilihan bahan tersebut, dua zat yang umum dipakai di Indonesia adalah metil bromida dan fosfin.
- Metil Bromida
Produk ini memiliki sifat yang cepat membunuh. Maka dari itu, pemakaiannya sangat terbatas. Yakni hanya pada pengendalian yang sifatnya kritis atau lebih sering dikenal dengan istilah CUE (Critical Use Exemption).
- Gas fosfin
Produk gas fosin sendiri merupakan pilihan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Gas fosfin yakni Magnesium fosfida dan Aluminium fosfida umumnya dipakai untuk mengendalikan serangga yang ada di produk pangan.
Sangat cocok untuk dipakai pada pertanian seperti gandum, sereal, tepung, atau biji-bijian yang tercemar. Produk ini juga bisa digunakan untuk serangga daun tembakau pada produksi rokok.
Baca Juga : 5 Cara Jitu Kendalikan Hama Tikus Pada Tanaman Jagung
Dari berbagai zat – zat yang ada pada bahan fumigasi, terdapat sifat kimia yang perlu Anda ketahui diantaranya :
- Tekanan uap : Setiap bahan yang digunakan dalam metode ini memiliki tekanan uap berbeda. Simpelnya, ada yang mudah menguap (tekanan uapnya tinggi), ada pula yang sulit menguap. Contoh bahan yang mudah menguap dan menembus lingkungan dengan cepat adalah metil bromida.
- Titik didih : Selain kemampuannya dalam penguapan, sifat lain yang dikaitkan dengan apa itu fumigasi adalah titik didihnya. Fumigan dengan titik didih tinggi biasanya akan berbentuk cair atau padat pada saat berada di suhu ruang. Sebaliknya, fumigan dengan titik didih yang rendah biasanya akan berubah menjadi gas saat ditaruh di dalam tabung yang tekanannya tinggi.
- Kelarutan : Daya larut fumigan ini didasarkan pada tingkat kelarutannya pada air.
- Konstanta Henry : Konstanta Henry adalah perbandingan antara konsentrasi fumigan di udara dengan konsentrasinya dalam air pada suhu tertentu. Nilai konstanta henry berbanding terbalik dengan kelarutannya dalam matriks tanah. Artinya, semakin rendah nilai konstanta, semakin tinggi kemungkinan fumigan tersebut akan larut dalam air tanah. Sebaliknya, apabila konstanta tersebut tinggi, maka fumigan bisa jadi malah tertinggal di air tanah dalam jangka waktu yang lama.
- Waktu paruh : Ialah waktu yang dibutuhkan untuk turun sampai setengah dari jumlah sebelumnya. Semakin lama nilai paruh berarti laju degradasinya semakin lambat.